CARA MENGATASI FRAUD DALAM LAPORAN KEUANGAN
Fraud adalah bentuk kecurangan untuk
memperoleh keuntungan pribadi maupun lembaga/organisasi. Kecurangan yang
bersifat lembaga lebih kompleks dibandingkan dengan kecurangan yang dilakukan
oleh pribadi. Kecurangan/fraud mengakibatkan kerugian yang besar. Dalam
pemerintahan, kerugian yang diterima bukan hanya kehilangan atau kebocoran uang
negara, namun juga berakibat pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah serta menurunnya tingkat investasi.
Gejala
adanya kecurangan terdiri dari dua:
- Gejala kecurangan manajemen
·
Ketidakcocokan diantara manajemen puncak.
·
Moral dan motivasi karyawan rendah.
·
Departemen akuntansi kekurangan staff.
·
Penjualan (laba) menurun sementara utang dan piutang
dagang meningkat.
·
Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi.
- Gejala kecurangan karyawan
·
Pengeluaran tanpa dokumen pendukung.
·
Pencatatan yang salah / tidak akurat pada buku jurnal
/ besar.
·
Faktur ganda dan penggantian mutu barang.
·
Harga barang yang dibeli terlalu tinggi/mahal.
·
Kekurangan barang yang diterima.
Faktor
pendorong kecurangan adalah sebagai berikut:
- Greed (Keserakahan), Faktor yang berkaitan dengan individu pelaku kecurangan (faktor individual).
- Opportunity (Kesempatan), Faktor yang berkaitan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (faktor generik / umum) dimana kesempatan untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Secara umum manajemen suatu organisasi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan.
- Need (Kebutuhan), Faktor yang berkaitan dengan individu pelaku kecurangan (faktor individual).
- Exposure (Pengungkapan), Faktor yang berkaitan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (faktor generik / umum). Pengungkapan suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya kembali kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun yang lain sehingga setiap pelaku kecurangan dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.
Kategori
kecurangan dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
- Berdasarkan Pencatatan
a. Pencurian
asset yang tampak secara terbuka pada buku.
b. Pencurian
asset yang tampak pada buku, namun tersembunyi diantara catatan akuntansi yang
valid.
c. Pencurian asset
yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat dideteksi melalui pengujian
transaksi akuntansi yang dibukukan.
- Berdasarkan Frekuensi
a. Tidak
berulang
b. Berulang
- Berdasarkan Konspirasi
- Berdasarkan Keunikan
a. Kecurangan
khusus
b. Kecurangan
umum
Jenis – jenis FRAUD:
- Employee Fraud (kecurangan pegawai), Kecurangan yang dilakukan oleh pegawai dalam suatu organisasi kerja.
- Manajement Fraud (kecurangan manajemen), Kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan/transaksi keuangan sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan (stakeholders) yang terkait organisasinya.
- Customer Fraud, Kecurangan yang dilakukan oleh konsumen/pelanggan, misalnya kecurangan oleh pihak kontraktor/konsultan terhadap satuan kerja proyek.
- E-Commerse Fraud, Kecurangan yang dilakukan akibat adanya transaksi melalui internet (misalnya pengadaan lelang melalui internet)
Cara
mendeteksi FRAUD adalah sebagai berikut:
- Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam presentase.Sebagai contoh, adanya kenaikan presentase hutang niaga dengan total hutang dari rata-rata 28% menjadi 52% dilain pihak adanya penurunan presentase biaya penjualan dengan total penjualan dari 20% menjadi 17% mungkin dapat menjadi satu dasar adanya pemeriksaan kecurangan.
- Analisis Horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis presentase-presentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan. Sebagai contoh adanya kenaikan penjualan sebesar 80% sedangkan harga pokok mengalami kenaikan 140%. Dengan asumsi tidak ada pembelian fiktif, penggelapan, atau transaksi ilegal lainnya.
- Analisis Rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan. Sebagai contoh adalah current ratio, adanya penggelapan
Pencegahan
kecurangan dalam faktor individu, yaitu:
- Moral
Faktor ini
berhubungan dengan keserakahan (greed):
a. Misi / tujuan
perusahaan, ditetapkan dan dicapai dengan melibatkan seluruh pihak.
b. Aturan
perilaku pegawai, berkaitan dengan lingkungan dan budaya perusahaan.
c. Gaya
manajemen, memberikan contoh bekerja sesuai dengan misi dan aturan perilaku
yang ditetapkan perusahaan.
d. Praktik
penerimaan pegawai, mencegah penerimaan karyawan yang bermoral tidak baik.
- Motivasi
a. Menciptakan
lingkungan yang menyenangkan.
b. Sistem
pengukuran kinerja dan penghargaan yyang wajar sehingga karyawan merasa
diberlakukan secara adil.
c. Bantuan
konsultasi pegawai, untuk mengetahui masalah secara dini.
d. Proses
penerimaan karyawan.
e. Kehati-hatian.
Pencegahan
kecurangan yang mungkin terjadi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
- Membangun struktur pengendalian intern yang baik.
a. Lingkungan
pengendalian
b. Penaksiran
risiko
c. Standar
pengendalian
d. Informasi
dan komunikasi
e. Pemantauan
- Mengefektifkan aktivitas pengendalian
a. Riview
kinerja
b. Pengolahan
informasi
c. Pengendalian
fisik
d. Pemisahan
tugas
- Meningkatkan kultur organisasi
a. Keadilan
b. Transparan
c. Akuntabilitas
d. Tanggung
jawab
e. Moralitas
- Mengefektifkan fungsi internal audit
a. Internal
audit harus mempunyai kedudukan yang independen dalam suatu organisasi.
b. Internal
audit harus mempunyai uraian tugas ecara tertulis.
c. Internal
audit harus mempunyai internal audit manual.
d. Internal
auditor harus bisa bekerjasama dengan akuntan publik.
Cara
mengatasi fraud terbagi atas 3 tindakan, yaitu:
1. Tindakan preventif merupakan tanggung jawab bersama
antara manajemen puncak dengan staffnya, untuk menciptakan dan mengembangkan
budaya kerja yang beretika dan lingkungan kerja yang baik.
2. Tindakan deteksi adalah cara mengidentifikasi
kecurangan yang terjadi. Metode yang digunakan dalam deteksi atas fraud dibagi
atas metode konvensional dan metode sistem informasi. Metode konvensional
adalah dengan cara menemukan indikasi setelah melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh terlebih dahulu. Salah satu cara menemukan indikasi kecurangan,
terutama yang dilakukan secara lembaga, adalah dengan menggunakan sistem
Akuntansi forensik, yaitu dengan cara memeriksa transaksi yang mencurigakan
pada laporan keuangan, baik nominal yang besar maupun yang kecil. Sementara
metode sistem informasi adalah dengan cara melakukan perbandingan profil
kecurangan yang dapat terjadi, meliputi motivasi, kesempatan, objek fraud,
metode fraud, indikasi fraud dan konsekuensi yang diterima organisasi.
3. Tindakan investigasi adalah proses penyelidikan sehingga
didapatkan pembuktian yang cukup. Tindakan-tindakan pengawasan tersebut adalah
cara untuk mengatasi kecurangan sehingga kehilangan keuangan negara dapat terus
ditekan dan pada akhirnya tercapai tujuan untuk menghilangkan
kebocoran
dan kerugian negara.
Sumber:
Sumber:
http://amaliamutiara-amel.blogspot.com/2012/04/fraud.html
http://nurcahyono20.blogspot.com/2011/01/kecurangan-dalam-audit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar